Suatu
budaya baru yang muncul di tengah-tengah masyarakat tidak terbentuk secara
tiba-tiba, melainkankan karena beberapa faktor pembentuknya yakni antara lain,
semakin meningkatnya perkembangan teknologi, proses globalisasi yang begitu
cepat, masuknya budaya asing ke dalam sebuah masyarakat. Ada beberapa tokoh yang mendefinisikan kebudayaan.
Raymond Williams dalam Keywords (1976) menyebut tiga penggunaan istilah
“kebudayaan” yang banyak dipakai dewasa ini. Pertama, mengenai perkembangan
intelektual, spiritual dan estetik individu, kelompok atau masyarakat. Kedua,
menangkap sejumlah aktivitas intelektual dan artistik serta produk-produknya
(film, kesenian dan teater). Dalam penggunaan ini, “kebudayaan” dekat dengan
“kesenian”. Ketiga, mengenai seluruh cara hidup, aktivitas, kepercayaan, dan
kebiasaan seseorang kelompok atau masyarakat.[1]
Di
dalam era globalisasi saat ini banyak budaya-budaya baru yang muncul di tengah
masyarakat, salah satunya adalah budaya operasi plastik yang marak terjadi di
negara Korea dan Jepang. Operasi plastik
tampaknya seperti teknologi baru dan modern,
sekaligus telah menjadi budaya trend saat ini, dan banyak orang
tidak menyadari bahwa ia telah berkembang selama berabad-abad kehidupan manusia
di bumi. Paling awal catatan operasi plastik yang dilakukan tanggal kembali ke
awal abad ke-8 SM. Selama waktu ini, dokter India tua mulai menerapkan
penggunaan cangkokan kulit untuk merekonstruksi bercak kulit manusia. Susrutha
adalah seorang ahli bedah, India kuno yang terkenal adalah dokter keberhasilan
pertama untuk menyelesaikan konstruksi hidung. Untuk menyelesaikan operasi ia
menggunakan kulit beberapa dari dahi. Hidung
penghapusan umum di India selama ini. Ini dianggap sebagai hukuman yang tepat
untuk tindak pidana banyak. Hal itu sampai lama kemudian, ketika Romawi mulai
melaksanakan operasi plastik dengan memperbaiki telinga. Lama kemudian, Dr
Heinrich von Pfolspeundt digunakan cangkokan-cangkokan kulit dari bagian
belakang lengan untuk membantu penyembuhan di Eropa. Memang benar bahwa praktek
operasi ini tidak menjadi praktek yang umum sampai abad 19 dan 20. Sebelumnya
dengan saat ini, prosedur medis hanya berbahaya seperti penderitaan melalui
penyakit karena kurangnya sanitasi. Dalam waktu Amerika Serikat, Dr John Peter Mettauer dikenal sebagai dokter bedah plastik
pertama Amerika. operasi pertamanya terjadi pada tahun 1827. Pembedahan ini
dilakukan pada langit-langit sumbing. Dr Mettauer harus merancang dan membuat
instrumen yang diperlukan dan bahan operasi karena profesi itu tidak benar-benar
keluar sampai sekarang. Meskipun kontribusinya, bapak operasi plastik modern
dianggap Sir Harold Gillies. Sir Gillies mengembangkan berbagai teknik lain
untuk penggunaan dalam profesi. Penekanan adalah untuk membantu mereka yang
wajahnya telah rusak dalam Perang Dunia I. Sebagai akibat dari kontribusinya,
operasi plastik telah menjadi dikenal sebagai perlakuan dengan tujuan estetika
dan fungsional. Banyak orang kesalahan bedah plastik sebagai rekonstruksi tubuh
melalui plastik hanya karena apa yang disebut operasi. Namun, nama berasal dari
'plastikos' yang Yunani untuk menjadi bentuk atau cetakan. Ada dua kategori
utama operasi plastik. Yang pertama adalah operasi rekonstruksi. Kategori ini
terutama berkaitan dengan menutupi atau memperbaiki kelainan atau kerusakan
yang dilakukan pada wajah atau bagian lain dari tubuh. Hal ini termasuk praktek
kuno pencangkokan kulit dari bagian lain dari tubuh. Kategori lainnya yang
disebut operasi sebagai estetis atau kosmetik. Ini adalah lebih populer dari
dua, hari ini. Tujuan dari operasi kosmetik adalah untuk memperbaiki tampilan
alami seseorang melalui memodifikasi bagian-bagian tubuh pasien yang dianggap jelek.
Seiring
berkembanganya teknologi, tujuan operasi plastik saat ini sudah mengalami
perubahan. Seperti yang terlihat di negara Korea dan Jepang, mereka yang
melakukan operasi plastik rata-rata karena pengaruh dari media mengenai operasi
plastik yang dilakukan di negara Amerika. Bahkan di dalam Talk Show Oprah, juga
mengangkat tema mengenai tingginya tingkat masyarakat di Korea yang melakukan
operasi plastik. Pengaruh dari media adalah faktor yang berperan besar disini.
Beberapa artis-artis di Korea melakukan operasi plastik untuk memperoleh banyak
penggemar dan menyenangkan mereka. Karena seorang public figure, mereka
seolah membawa pesan dalam alam bawah sadar para penggemarnya, bahwa terlihat
cantik dan menarik tidak peduli itu asli atau
palsu, dapat membawa pada kesuksesan dan dapat mengundang kekaguman. Ditambah
dengan maraknya ajang di website dimana orang bisa mengirimkan foto dirinya,
kemudian pengguna internet lainnya mem-vote mereka yang berpenampilan
wajah paling menarik. Adanya website-website inilah salah satu penyebab
sibuknya klinik-klinik operasi plastik di Korea. Di kalangan orang-orang
bisnis, mereka juga menyadari bahwa dengan memiliki penampilan yang menarik
akan memberikan tempat tersendiri di lingkungan kerja dan sukses di dalamnya.
Kebanyakan dari mereka melakukan operasi plastik untuk lebih percaya diri dan
menunjukkan image yang lebih baik di hadapan kliennya. Bahkan orang yang
sudah berumur pun masih melakukan operasi plastik agar terlihat lebih muda.
Karena ketatnya persaingan untuk memperoleh pekerjaan, maka banyak para orang
tua yang menyuruh anaknya untuk operasi plastik dengan cara yang sama mereka
menyuruh anaknya agar rajin belajar. Alasan lainnya dari
maraknya operasi plastik di Korea ini adalah untuk meningkatkan peluang
mendapatkan pasangan yang lebih baik. Secara biologis, orang yang berpenampilan
menarik akan lebih banyak disukai lawan jenisnya, karena proses seleksi alam.
Orang-orang menyadari dan secara naluriah ingin memiliki pasangan yang lebih
baik untuk memperbaiki keturunannya kelak. Banyaknya klinik-klinik operasi
plastik dengan harga yang relatif murah sehingga mudah untuk di akses oleh
masyarakat umum merupakan salah satu dari banyaknya faktor meningkatnya angka
operasi plastik. Operasi plastik sangat popular di Korea karena banyak dokter
yang menawarkannya. Dan disini berlaku hukum ekonomi, dimana adanya permintaan
karena didorong oleh adanya penawaran. Ditambah dengan dokter-dokter bedah
plastik di Korea adalah yang terbaik di bidangnya, mereka teliti dan bekerja
dengan hasil yang bagus dengan tangang-tangan mereka. Maka tidak heran, bahkan
banyak orang-orang Jepang yang datang ke Korea untuk operasi plastik. Bahkan ebanyakan di antara mereka yang melakukan operasi
plastik ada siswi SMU. Sehingga bukanlah suatu hal yang mengejutkan jika pada
umur 20 tahun banyak remaja di Korea yang telah melakukan operasi plastik Keinginan
mereka untuk mempunyai kelopak mata layaknya seorang barbie telah tertanam
sejak usia dini. Di dalam talk show Oprah, seorang reporter yang sedang
berjalan-jalan di pusat perbelanjaan mainan anak banyak melihat boneka barbie
yang dipajang dari pada boneka wanita Korea, dan pada saat itu reporter
tersebut bertanya pada seorang anak perempuan yang berumur sekitar 10-12 tahun,
boneka mana yang paling disukai barbie atau boneka wanita korea? Dan anak itu
pun menjawab dia lebih menyukai boneka barbie karena boneka tersebut cantik.
Di
kalangan masyarakat Korea maupun Jepang terutama di kalangan kaum hawa, barbie
yang merupakan produk dari Amerika adalah satu ikon atau sosok wanita yang
sempurna, karena barbie digambarkan dengan wajah yang cantik. Masuknya produk
boneka barbie mengubah pandangan masyarakat mengenai kecantikan tubuh. Bagi
mereka yang melakukan operasi plastik di Korea, selalu ingin tampil layaknya
seorang barbie. Dan semakin banyaknya klinik-klinik operasi plastik kecantikan
yang terdapat di Korea, serta biaya yang murah, menjadikan operasi plastik
sebuah budaya baru di negara tersebut. Cantik di mata masyarakat Korea berarti memiliki mata yang besar,
hidung mancung, kulit yang pucat seperti orang Eropa, tubuh yang tinggi, serta
bibir dan dagu yang mungil. Intinya, berusaha terlihat se-Eropa mungkin. Hal ini berbeda dengan kecantikan
Korea asli yang umumnya memiliki wajah bulat dan mata sipit. Tidak heran jika
operasi plastik yang paling populer adalah operasi penambahan lipatan pada
kelopak mata (double eyelid) serta operasi hidung (nose job).
Fenomena
budaya operasi plastik yang terjadi di Korea merupakan salah satu bentuk masyarakat
konsumsi. Dalam bukuny, Jean P. Baudrillard menuliskan bahwa tubuh merupakan
konsumsi, ia merupakan objek yang lebih baik, lebih berharga, lebih berat
konotasinya dari sebuah mobil, dan saat ini tubuh dijadikan objek panggilan.
Saat ini penyajian tubuh sebagai modal, penyajian tubuh sebagai jimat (benda
konsumsi). Dalam dua hal ini, adalah penting bahwa tubuh telah dilupakan karena
tubuh saat ini sengaja ditanam dalam dua makna yakni ekonomi dan fisik. Bagi
wanita, kecantikan menjadi syarat mutlak, syarat religius. Cantik bukan lagi
pengaruh dari alam, juga bukan pula kualitas moral sampingan, tetapi kualitas
mendasar, wajib, dari sifat perempuan yang memelihara tubuh, wajah dan
kelangsingannya sebagai jiwanya. Tanda pemilihan dalam tubuh seperti kesuksesan
dalam pekerjaan.[2]
Operasi
plastik yang seakan-akan telah menjadi budaya masyarakat Korea tidak
semata-mata karena mereka ingin memperbaiki fisik mereka saja, tetapi karena
banyaknya tuntutan yang membuat mereka harus melakukan operasi plastik. Namun
demikian, masuknya budaya asing dalam hal ini budaya barat (Amerika, Eropa)
melalui media elektronik maupun melalui boneka barbie yang merupakan produk
negara Amerika, memang mengambil peranan penting dari terbentuknya budaya
operasi plastik di kalangan masyarakat Korea dan Jepang.
Link terkait dapat di akses di http://aramdhon.staff.uns.ac.id/2011/09/15/pudarnya-kauman/
Daftar Pustaka
- Baudrillard, Jean P. 2004. Masyarakat Konsumsi. Yogyakarta : Kreasi Wacana
- Sutrisno, Mudji dan Hendar Putranto. 2005. Teori-teori Kebudayaan. Yogyakarta : Kanisius
- http://www.fx6.net/beauty/7661-history-plastic-surgery.html?language=id
- http://windyrashinta.wordpress.com/2011/04/29/artikel-operasi-plastik-di-korea/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar