Rabu, 21 September 2011

Cantik Itu Seperti Barbie (Studi Tentang Perubahan Sosial - Budaya)


Suatu budaya baru yang muncul di tengah-tengah masyarakat tidak terbentuk secara tiba-tiba, melainkankan karena beberapa faktor pembentuknya yakni antara lain, semakin meningkatnya perkembangan teknologi, proses globalisasi yang begitu cepat, masuknya budaya asing ke dalam sebuah masyarakat. Ada beberapa tokoh yang mendefinisikan kebudayaan. Raymond Williams dalam Keywords (1976) menyebut tiga penggunaan istilah “kebudayaan” yang banyak dipakai dewasa ini. Pertama, mengenai perkembangan intelektual, spiritual dan estetik individu, kelompok atau masyarakat. Kedua, menangkap sejumlah aktivitas intelektual dan artistik serta produk-produknya (film, kesenian dan teater). Dalam penggunaan ini, “kebudayaan” dekat dengan “kesenian”. Ketiga, mengenai seluruh cara hidup, aktivitas, kepercayaan, dan kebiasaan seseorang kelompok atau masyarakat.[1]  
Di dalam era globalisasi saat ini banyak budaya-budaya baru yang muncul di tengah masyarakat, salah satunya adalah budaya operasi plastik yang marak terjadi di negara Korea dan Jepang. Operasi plastik tampaknya seperti teknologi baru dan modern, sekaligus telah menjadi budaya trend saat ini, dan banyak orang tidak menyadari bahwa ia telah berkembang selama berabad-abad kehidupan manusia di bumi. Paling awal catatan operasi plastik yang dilakukan tanggal kembali ke awal abad ke-8 SM. Selama waktu ini, dokter India tua mulai menerapkan penggunaan cangkokan kulit untuk merekonstruksi bercak kulit manusia. Susrutha adalah seorang ahli bedah, India kuno yang terkenal adalah dokter keberhasilan pertama untuk menyelesaikan konstruksi hidung. Untuk menyelesaikan operasi ia menggunakan kulit beberapa dari dahi. Hidung penghapusan umum di India selama ini. Ini dianggap sebagai hukuman yang tepat untuk tindak pidana banyak. Hal itu sampai lama kemudian, ketika Romawi mulai melaksanakan operasi plastik dengan memperbaiki telinga. Lama kemudian, Dr Heinrich von Pfolspeundt digunakan cangkokan-cangkokan kulit dari bagian belakang lengan untuk membantu penyembuhan di Eropa. Memang benar bahwa praktek operasi ini tidak menjadi praktek yang umum sampai abad 19 dan 20. Sebelumnya dengan saat ini, prosedur medis hanya berbahaya seperti penderitaan melalui penyakit karena kurangnya sanitasi. Dalam waktu Amerika Serikat, Dr John Peter Mettauer dikenal sebagai dokter bedah plastik pertama Amerika. operasi pertamanya terjadi pada tahun 1827. Pembedahan ini dilakukan pada langit-langit sumbing. Dr Mettauer harus merancang dan membuat instrumen yang diperlukan dan bahan operasi karena profesi itu tidak benar-benar keluar sampai sekarang. Meskipun kontribusinya, bapak operasi plastik modern dianggap Sir Harold Gillies. Sir Gillies mengembangkan berbagai teknik lain untuk penggunaan dalam profesi. Penekanan adalah untuk membantu mereka yang wajahnya telah rusak dalam Perang Dunia I. Sebagai akibat dari kontribusinya, operasi plastik telah menjadi dikenal sebagai perlakuan dengan tujuan estetika dan fungsional. Banyak orang kesalahan bedah plastik sebagai rekonstruksi tubuh melalui plastik hanya karena apa yang disebut operasi. Namun, nama berasal dari 'plastikos' yang Yunani untuk menjadi bentuk atau cetakan. Ada dua kategori utama operasi plastik. Yang pertama adalah operasi rekonstruksi. Kategori ini terutama berkaitan dengan menutupi atau memperbaiki kelainan atau kerusakan yang dilakukan pada wajah atau bagian lain dari tubuh. Hal ini termasuk praktek kuno pencangkokan kulit dari bagian lain dari tubuh. Kategori lainnya yang disebut operasi sebagai estetis atau kosmetik. Ini adalah lebih populer dari dua, hari ini. Tujuan dari operasi kosmetik adalah untuk memperbaiki tampilan alami seseorang melalui memodifikasi bagian-bagian tubuh pasien yang dianggap jelek.
Seiring berkembanganya teknologi, tujuan operasi plastik saat ini sudah mengalami perubahan. Seperti yang terlihat di negara Korea dan Jepang, mereka yang melakukan operasi plastik rata-rata karena pengaruh dari media mengenai operasi plastik yang dilakukan di negara Amerika. Bahkan di dalam Talk Show Oprah, juga mengangkat tema mengenai tingginya tingkat masyarakat di Korea yang melakukan operasi plastik. Pengaruh dari media adalah faktor yang berperan besar disini. Beberapa artis-artis di Korea melakukan operasi plastik untuk memperoleh banyak penggemar dan menyenangkan mereka. Karena seorang public figure, mereka seolah membawa pesan dalam alam bawah sadar para penggemarnya, bahwa terlihat cantik dan menarik tidak peduli itu asli atau palsu, dapat membawa pada kesuksesan dan dapat mengundang kekaguman. Ditambah dengan maraknya ajang di website dimana orang bisa mengirimkan foto dirinya, kemudian pengguna internet lainnya mem-vote mereka yang berpenampilan wajah paling menarik. Adanya website-website inilah salah satu penyebab sibuknya klinik-klinik operasi plastik di Korea. Di kalangan orang-orang bisnis, mereka juga menyadari bahwa dengan memiliki penampilan yang menarik akan memberikan tempat tersendiri di lingkungan kerja dan sukses di dalamnya. Kebanyakan dari mereka melakukan operasi plastik untuk lebih percaya diri dan menunjukkan image yang lebih baik di hadapan kliennya. Bahkan orang yang sudah berumur pun masih melakukan operasi plastik agar terlihat lebih muda. Karena ketatnya persaingan untuk memperoleh pekerjaan, maka banyak para orang tua yang menyuruh anaknya untuk operasi plastik dengan cara yang sama mereka menyuruh anaknya agar rajin belajar. Alasan lainnya dari maraknya operasi plastik di Korea ini adalah untuk meningkatkan peluang mendapatkan pasangan yang lebih baik. Secara biologis, orang yang berpenampilan menarik akan lebih banyak disukai lawan jenisnya, karena proses seleksi alam. Orang-orang menyadari dan secara naluriah ingin memiliki pasangan yang lebih baik untuk memperbaiki keturunannya kelak. Banyaknya klinik-klinik operasi plastik dengan harga yang relatif murah sehingga mudah untuk di akses oleh masyarakat umum merupakan salah satu dari banyaknya faktor meningkatnya angka operasi plastik. Operasi plastik sangat popular di Korea karena banyak dokter yang menawarkannya. Dan disini berlaku hukum ekonomi, dimana adanya permintaan karena didorong oleh adanya penawaran. Ditambah dengan dokter-dokter bedah plastik di Korea adalah yang terbaik di bidangnya, mereka teliti dan bekerja dengan hasil yang bagus dengan tangang-tangan mereka. Maka tidak heran, bahkan banyak orang-orang Jepang yang datang ke Korea untuk operasi plastik. Bahkan ebanyakan di antara mereka yang melakukan operasi plastik ada siswi SMU. Sehingga bukanlah suatu hal yang mengejutkan jika pada umur 20 tahun banyak remaja di Korea yang telah melakukan operasi plastik Keinginan mereka untuk mempunyai kelopak mata layaknya seorang barbie telah tertanam sejak usia dini. Di dalam talk show Oprah, seorang reporter yang sedang berjalan-jalan di pusat perbelanjaan mainan anak banyak melihat boneka barbie yang dipajang dari pada boneka wanita Korea, dan pada saat itu reporter tersebut bertanya pada seorang anak perempuan yang berumur sekitar 10-12 tahun, boneka mana yang paling disukai barbie atau boneka wanita korea? Dan anak itu pun menjawab dia lebih menyukai boneka barbie karena boneka tersebut cantik.
Di kalangan masyarakat Korea maupun Jepang terutama di kalangan kaum hawa, barbie yang merupakan produk dari Amerika adalah satu ikon atau sosok wanita yang sempurna, karena barbie digambarkan dengan wajah yang cantik. Masuknya produk boneka barbie mengubah pandangan masyarakat mengenai kecantikan tubuh. Bagi mereka yang melakukan operasi plastik di Korea, selalu ingin tampil layaknya seorang barbie. Dan semakin banyaknya klinik-klinik operasi plastik kecantikan yang terdapat di Korea, serta biaya yang murah, menjadikan operasi plastik sebuah budaya baru di negara tersebut. Cantik di mata masyarakat Korea berarti memiliki mata yang besar, hidung mancung, kulit yang pucat seperti orang Eropa, tubuh yang tinggi, serta bibir dan dagu yang mungil. Intinya, berusaha terlihat se-Eropa mungkin. Hal ini berbeda dengan kecantikan Korea asli yang umumnya memiliki wajah bulat dan mata sipit. Tidak heran jika operasi plastik yang paling populer adalah operasi penambahan lipatan pada kelopak mata (double eyelid) serta operasi hidung (nose job).
Fenomena budaya operasi plastik yang terjadi di Korea merupakan salah satu bentuk masyarakat konsumsi. Dalam bukuny, Jean P. Baudrillard menuliskan bahwa tubuh merupakan konsumsi, ia merupakan objek yang lebih baik, lebih berharga, lebih berat konotasinya dari sebuah mobil, dan saat ini tubuh dijadikan objek panggilan. Saat ini penyajian tubuh sebagai modal, penyajian tubuh sebagai jimat (benda konsumsi). Dalam dua hal ini, adalah penting bahwa tubuh telah dilupakan karena tubuh saat ini sengaja ditanam dalam dua makna yakni ekonomi dan fisik. Bagi wanita, kecantikan menjadi syarat mutlak, syarat religius. Cantik bukan lagi pengaruh dari alam, juga bukan pula kualitas moral sampingan, tetapi kualitas mendasar, wajib, dari sifat perempuan yang memelihara tubuh, wajah dan kelangsingannya sebagai jiwanya. Tanda pemilihan dalam tubuh seperti kesuksesan dalam pekerjaan.[2]
Operasi plastik yang seakan-akan telah menjadi budaya masyarakat Korea tidak semata-mata karena mereka ingin memperbaiki fisik mereka saja, tetapi karena banyaknya tuntutan yang membuat mereka harus melakukan operasi plastik. Namun demikian, masuknya budaya asing dalam hal ini budaya barat (Amerika, Eropa) melalui media elektronik maupun melalui boneka barbie yang merupakan produk negara Amerika, memang mengambil peranan penting dari terbentuknya budaya operasi plastik di kalangan masyarakat Korea dan Jepang.



Daftar Pustaka


[1] Sutrisno, Mudji dan Hendar Putranto. 2005. Teori-teori Kebudayaan. Yogyakarta : Kanisius
[2] Baudrillard, Jean P. 2004. Masyarakat Konsumsi. Yogyakarta : Kreasi Wacana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar